Menyadari Kesalahan

on 06.53

Confucius pernah mengatakan : "seseorang yang melakukan kesalahan dan tidak memperbaikinya telah melakukan satu kesalahan lagi"
Kalimat itu mungkin hanya kalimat sederhana, tetapi apakah kita telah menyadari bahwa kita pun seperti itu. Melakukan kesalahan bagi setiap orang itu wajar. Tetapi bila kesalahan itu terus kita lakukan tanpa mencoba untuk memperbaikinya, kita hanya menambah kesalahan kita. Apalagi mereka bukannya sadar tetapi malah menyalahkan orang lain. Itu hanya menambah kesalahan dalam diri kita. Jadi mulai sekarang cobalah untuk memperbaiki kesalahan kita agar kita berhasil di masa depan

Siddhartha Gautama

on 14.46

Buddha Gautama dilahirkan dengan nama Siddhārtha Gautama (Sanskerta: Siddhattha Gotama; Pali: "keturunan Gotama yang tujuannya tercapai"), dia kemudian menjadi sang Buddha (secara harfiah: orang yang telah mencapai Penerangan Sempurna). Dia juga dikenal sebagai Shakyamuni ('orang bijak dari kaum Sakya') dan sebagai sang Tathagata. Siddhartha Gautama adalah guru spiritual dari wilayah timur laut India yang juga merupakan pendiri Agama Buddha. Ia secara mendasar dianggap oleh pemeluk Agama Buddha sebagai Buddha Agung (Sammāsambuddha) di masa sekarang. Waktu kelahiran dan kematiannya tidaklah pasti, sebagian besar sejarawan dari awal abad ke 20 memperkirakan kehidupannya antara tahun 563 SM sampai 483 SM; baru-baru ini, pada suatu simposium para ahli akan masalah ini, sebagian besar dari ilmuwan yang menjelaskan pendapat memperkirakan tanggal berkisar antara 20 tahun antara tahun 400 SM untuk waktu meninggal dunianya, sedangkan yang lain menyokong perkiraan tanggal yang lebih awal atau waktu setelahnya.

Siddhartha Gautama merupakan figur utama dalam agama Buddha, keterangan akan kehidupannya, khotbah-khotbah, dan peraturan keagamaan yang dipercayai oleh penganut agama Buddha dirangkum setelah kematiannya dan dihafalkan oleh para pengikutnya. Berbagai kumpulan perlengkapan pengajaran akan Siddhartha Gautama diberikan secara lisan, dan bentuk tulisan pertama kali dilakukan sekitar 400 tahun kemudian.

Kepercayaan, Hal yang Penting

on 18.35

Pada suatu hari, 
Tzu Kung menanyakan tentang pemerintah.
Confusius berkata,”Perlu ada makanan yang cukup, senjata yang cukup, dan kepercayaan rakyat kepada pemerintahannya”
Tzu Kung berkata, “Jika kita terpaksa menyerahkan salah satu dari tiga hal diatas, mana yang harus didahulukan?”
Confusius berkata,”Serahkan senjatanya”
Tzu Kung berkata, “Jika kita tidak mempunyai pilihan selain menyerahkan yang dua tersisa itu, mana yang harus didahulukan?”
Confusius berkata,”Serahkan makanannya. Sejak dahulu, kematian tidak bisa dihindarkan, namun bila rakyat tidak mempunyai kepercayaan pada pemerintahnya, tidak ada apa-apa lagi yang bisa mereka pegang”


Inilah salah satu kata-kata bijaksana dari Confucius. Beliau mengatakan bahwa kepercayaan terhadap pemerintah sangat penting. Rakyat harus bisa mempercayai pemerintah agar negara berjalan dengan lancar. Namun percaya bukan berarti percaya apa pun yang dilakukan pemerintah itu baik. Rakyat harus tetap mengawasi pemerintah dan memberikan masukan agar pemerintah tidak menjadi suatu lembaga yang bertindak sewenang-wenang terhadap rakyatnya. Maka pemerintah pun harus berbuat atas dasar kepentingan rakyat, sehingga rakyat dapat hidup dengan tenang, bahagia, dan sejahtera. Hal ini akan menimbulkan keseimbangan dan hubungan timbal balik antara rakyat dengan pemerintah dan saya kira hal inilah membuat suatu negara maju di samping penguasaan ilmu pengetahuan, teknologi, atau ekonomi.